Hanya Kami yang Tersisa di Data Dian

Desa Data Dian adalah nama yang di berikan oleh nenek moyang yang di kenal secara turun temurun hingga saat ini,

Nama dari Data Dian sendiri memiliki makna yang bersal dari Bahasa Kayan, data yang artinya Dataran sedangkan Dian yang artinya durian. Dari dua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa Data Dian yang memiliki arti Dataran Durian. Sesuai penjelasan Bapak Irang Ding di Data Dian terdapat satu pohon durian yang ada di tengah dataran ini sehingga satu pohon durian yang ada di tengah dataran ini sehingga dinamai dengan dataran durian atau Data Dian dalam Bahasa Kayan.


Penduduk Desa Data Dian menurut cerita setelah mereka berpinda dari suatu tempat ke tempat yang lain. Terakhir mereka nebetap di Ganuyang sampai pada tahun 1942.

Pada tahun 1942 ini mereka berpindah lagi ke Data Dian dan menetap di sana sampai pada saat ini. Dalam kurun waktu ini penduduk atau masyarakat desa memiliki cerita, yang mana pada tahun 1983 penduduk desa ini hampir habis berpindah pindah ke wilayah sekitar kota seperti Tanjung Selor Miau Baru dan di tempat yang lain.

Pada tahun 1942-1983 penduduk desa ini cukup banyak yang terdiri dari Sembilan Lima Aru (Lamin Panjang) yang masing-masing dikepalai oleh:

1. Lawai 12 pintu

2. Usat Ing 5 pintu

3. Ding 4 Pintu

4. Ing Jau 8 pintu

5. Bilung Jau 10 Pintu

6. Luhat Pai 6 (Pintu kepala kampung pada masa itu)

7. Ding 7 pintu

8. Ding ing 4 pintu Uma Ujok

9. Usat Bilung 4 Pintu Uma Belalang


Untuk jumlah pintu rumah sekitar 62 pintu.

Didalam satu pintu itu terdapat 4-5 kk yang tinggal Bersama didalam satu pintu rumah.

Pada tahun 1983 penghuni rumah-rumah ini menjadi sepi, yang mana Sebagian besar penduduk desa Data Dian berpindah.

Setelah Sebagian besar penduduknya berpindah pada tahun 1983 hanya kami yang tersisa kurang lebih 23 KK dan ganya 3 Uma Atu yang tersisah. Kata Bapak Irang Ding

Adapun berapa alasan mereka tidak ikutan pindah dikarenakan ada keluarga yang massih di Malaysia, ada juga memang tidak siap pindah.

   1. Faktor utama penyebab perpindahan adalah, karena faktor ekonomi terutama persediaan makanan seperti Garam, gula dan lain sebagainya yang mana Sebagian besar barang-barang ini di dapatkan dari Malaysia dan Kuli di Tanjung Selor berbulan-bulan

2. Faktor kedua adalah faktor Pendidikan yang kurang memadai

3. Faktor Kesehatan di mana menimnya obat-obatan serta pelayanan Kesehatan

4. Karna faktor yang lain

Menurut Bapak Irang Ding setelah pasca perpindahan masayarakat atau penduduk yang masih tertinggal sangat memprihatinkan yang mana s=sering terjadi kelaparan, tidak ada pelayanan Kesehatan dan Pendidikan. Sekitar tahun 1986 pemerintah mulai Kembali memperhatikan penduduk yang tidak ikut berpindah pada tahun 1983. Dari saat inilah kami yang tersisisa (Katanya). Mulai Kembali menetap di desa atau sebelum tahun 1983-1984 mereka tidur diladang sempat membangun pondok secara berkelompok yang di sebut dengan Lufung di Muara Sungai iwan dan 1985-1986 berpindah ke Kaliyai dalam iwan. Seiringan dengan waktu desa Data Dian perlahan-lahan di tata dan di bangun baik melalui pemerintah maupun dari masyarakat yang tersisa pada waktu 1994 rumah Panjang/uma aru yang tersissa di bongkar karena usia dan juga mulai jabuk dan di ganti dengan bangunan baru dari masyarakat yang tinggal di situ.

Mulai saat itu Data Dian terus berkembang pelan-pelan sedikit demi sedikit dari kami yang tersisa sehingga massih bertahan sampai saat inii kata Bapak Irang Ding.

Demikian singkat cerita perkembangan Desa Data Dian jika ada yang salah dalam penulisan atau kata-kata yang tidak berkenan kami sebagai penulis meminta maaf tidak ada gading yang tak retak, mohon kritikan dan saran yang membangun dan positif demi kemajian karya tulis kami sekian dan terima kasih. (Nyurang Leving)

Bagikan post ini: